santri.ID – Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai kehidupan seorang Muslim. Dalam Islam, konsep keluarga tidak hanya dilihat dari sisi biologis dan sosial, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Salah satu konsep ideal dalam Islam terkait keluarga adalah keluarga sakinah — keluarga yang diliputi ketenangan, kasih sayang, dan keberkahan.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif tentang konsep keluarga sakinah, dasar-dasar Islam yang melandasinya, serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim agar tercipta rumah tangga yang damai, harmonis, dan diridhai Allah SWT.
Pengertian Keluarga Sakinah
Secara etimologis, kata sakinah berasal dari bahasa Arab “سَكِينَةٌ” (sakinah), yang berarti ketenangan, kedamaian, dan ketenteraman. Dalam konteks kehidupan rumah tangga, sakinah mengacu pada kondisi di mana hubungan suami istri dan seluruh anggota keluarga dipenuhi dengan rasa aman, saling memahami, dan kasih sayang yang tulus.
Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang tidak pernah mengalami masalah atau konflik, tetapi keluarga yang mampu menghadapinya dengan sabar, bijaksana, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.
Konsep ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”
(QS. Ar-Rum [30]: 21)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama dari pernikahan adalah menciptakan ketenangan (sakinah), kasih sayang (mawaddah), dan rahmat (rahmah).
Konsep Keluarga Sakinah dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, keluarga sakinah dibangun atas dasar iman dan takwa. Ia tidak hanya didasari cinta emosional semata, tetapi juga atas komitmen spiritual untuk bersama-sama menuju ridha Allah SWT.
Beberapa prinsip penting dalam membangun keluarga sakinah antara lain:
- Niat karena Allah
Pernikahan dan pembentukan keluarga dalam Islam harus dilandasi niat yang lurus, yakni untuk menjalankan sunnah Rasulullah SAW dan menjaga diri dari perbuatan yang dilarang. - Tanggung jawab dan peran yang seimbang
Islam telah menetapkan hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga. Suami sebagai qawwam (pemimpin) memiliki tanggung jawab melindungi dan menafkahi keluarga, sedangkan istri berperan menjaga kehormatan dan mengelola rumah tangga dengan baik. - Komunikasi dan musyawarah
Rasulullah SAW mencontohkan pentingnya musyawarah dalam rumah tangga. Komunikasi yang terbuka dan penuh empati adalah kunci keharmonisan. - Kesabaran dan saling memaafkan
Dalam keluarga pasti ada perbedaan pendapat. Islam mengajarkan agar suami dan istri saling memahami, bersabar, dan tidak mudah memperbesar masalah.
Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Keluarga sakinah memiliki sejumlah ciri khas yang membedakannya dari keluarga biasa. Beberapa di antaranya adalah:
- Adanya ketenangan batin di antara anggota keluarga.
Tidak ada rasa takut, curiga, atau cemas berlebihan di dalam rumah. - Hubungan yang dilandasi kasih sayang dan keikhlasan.
Semua tindakan dilakukan atas dasar cinta dan tanggung jawab, bukan karena paksaan. - Ketaatan kepada Allah menjadi prioritas utama.
Setiap keputusan dan aktivitas dalam keluarga selalu berlandaskan syariat Islam. - Adanya komunikasi dan kerja sama yang baik.
Keluarga sakinah mampu menyelesaikan masalah dengan dialog dan musyawarah, bukan dengan kemarahan. - Menjaga kehormatan dan nama baik keluarga.
Anggota keluarga saling mendukung, menasihati, dan menjaga satu sama lain agar tidak terjerumus dalam perbuatan dosa.
Implementasi Keluarga Sakinah dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk mewujudkan keluarga sakinah, diperlukan langkah-langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Konsep sakinah tidak akan tercapai hanya dengan teori, tetapi melalui praktik yang konsisten dan ikhlas.
Berikut beberapa implementasi yang dapat dilakukan:
1. Menjaga Kualitas Ibadah
Ibadah merupakan pondasi utama dalam keluarga Muslim. Suami, istri, dan anak-anak hendaknya menjadikan shalat, membaca Al-Qur’an, dan doa bersama sebagai kebiasaan harian. Ibadah bersama tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah, tetapi juga menumbuhkan ikatan spiritual antaranggota keluarga.
2. Membangun Komunikasi yang Sehat
Keluarga sakinah ditandai dengan komunikasi yang terbuka dan penuh kasih. Suami dan istri hendaknya saling mendengar, menghargai pendapat, serta menghindari perkataan kasar. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan pentingnya kelembutan dan penghargaan dalam interaksi keluarga.
3. Pendidikan Agama Sejak Dini
Anak-anak adalah amanah yang harus dijaga. Pendidikan agama yang benar menjadi dasar pembentukan akhlak dan karakter mereka. Orang tua hendaknya memberikan teladan dalam akhlak, ibadah, serta tanggung jawab sosial.
4. Menjaga Rezeki yang Halal
Keluarga sakinah tidak hanya ditopang oleh cinta, tetapi juga oleh keberkahan rezeki. Suami wajib mencari nafkah yang halal dan menjauhi segala bentuk pendapatan yang haram. Hal ini penting agar keberkahan hadir dalam rumah tangga.
5. Menyelesaikan Konflik dengan Hikmah
Tidak ada rumah tangga yang bebas dari konflik. Namun, Islam mengajarkan agar setiap perselisihan diselesaikan dengan musyawarah dan kasih sayang. Hindari saling menyalahkan dan gunakan kata-kata yang lembut dalam berdiskusi.
6. Menumbuhkan Rasa Syukur
Keluarga yang sakinah selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, sekecil apapun itu. Dengan rasa syukur, hati menjadi tenang dan jauh dari rasa iri maupun kecewa.
Tantangan Mewujudkan Keluarga Sakinah di Era Modern
Di era modern ini, keluarga Muslim menghadapi berbagai tantangan yang bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Di antaranya adalah:
- Pengaruh media sosial yang dapat menimbulkan kecemburuan, perselingkuhan digital, atau kehilangan waktu berkualitas bersama keluarga.
- Gaya hidup materialistis yang membuat suami istri lebih fokus pada harta daripada nilai spiritual.
- Kurangnya komunikasi langsung karena kesibukan pekerjaan atau teknologi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, keluarga Muslim harus memperkuat fondasi spiritual dan memperbanyak kegiatan bersama yang bermanfaat seperti ibadah, membaca Al-Qur’an, atau berdiskusi tentang ilmu agama.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mendorong Keluarga Sakinah
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama juga berperan aktif dalam membina keluarga sakinah. Program seperti Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin dan Gerakan Keluarga Sakinah di berbagai daerah merupakan langkah positif untuk memperkuat pondasi keluarga Muslim di masyarakat.
Selain itu, lembaga keagamaan, pesantren, dan majelis taklim juga berperan penting dalam memberikan edukasi tentang nilai-nilai rumah tangga Islami agar generasi muda memahami pentingnya membangun keluarga dengan pondasi iman dan takwa.
Kesimpulan
Keluarga sakinah adalah impian setiap Muslim. Ia bukan sekadar rumah tangga yang bahagia secara lahiriah, tetapi juga tempat tumbuhnya ketenangan batin, kasih sayang, dan kedekatan spiritual kepada Allah SWT.
Untuk mencapainya, diperlukan niat yang ikhlas, komunikasi yang baik, pendidikan agama yang kuat, serta komitmen untuk selalu bersyukur dan saling memaafkan. Dalam keluarga sakinah, setiap anggota bukan hanya menjadi penenang satu sama lain, tetapi juga menjadi jalan menuju surga.
Sebagaimana doa yang selalu diajarkan dalam Al-Qur’an:
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan [25]: 74)
Sumber:
- Al-Qur’anul Karim, QS. Ar-Rum [30]: 21, QS. Al-Furqan [25]: 74.
- Departemen Agama RI. (2022). Pedoman Pembinaan Keluarga Sakinah.
- Al-Ghazali, Imam. Ihya Ulumuddin, Dar al-Ma’rifah.
- Yusuf al-Qaradawi. (2014). Fiqh al-Usrah al-Muslimah.
- Kementerian Agama Republik Indonesia. (2023). Gerakan Nasional Keluarga Sakinah.
- Quraish Shihab, M. (2019). Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Lentera Hati.














