Today

10 Unik Tradisi Pendidikan Pesantren di Indonesia

Santri.ID

10 Unik Tradisi Pendidikan Pesantren di Indonesia – Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang memiliki sistem pembelajaran dan kehidupan yang khas. Sejak berabad-abad lalu, pesantren tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu agama, tetapi juga menjadi pusat pembentukan karakter, moral, dan budaya santri. Di tengah derasnya arus modernisasi, pesantren tetap mempertahankan tradisi-tradisi unik yang menjadi ciri khasnya. Tradisi tersebut bukan sekadar ritual, melainkan bagian integral dari proses pendidikan yang membentuk kepribadian para santri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 tradisi unik dalam pendidikan pesantren yang masih lestari hingga kini. Tradisi-tradisi tersebut menjadi penanda identitas pesantren dan turut memperkaya khazanah budaya Islam Nusantara.

1. Tradisi Ngaji Kitab Kuning

Kitab kuning adalah simbol ilmu dalam dunia pesantren. Tradisi ngaji kitab kuning menjadi kegiatan utama para santri setiap hari, di mana mereka mempelajari berbagai kitab klasik berbahasa Arab karya ulama salaf (ulama terdahulu). Sistem pengajaran yang digunakan biasanya berbentuk bandongan (kiai membaca dan menjelaskan isi kitab sementara santri menyimak dan memberi makna) atau sorogan (santri membaca di hadapan kiai untuk dikoreksi langsung).
Tradisi ini melatih kesabaran, kedisiplinan, serta kemampuan memahami teks klasik dengan metode tradisional yang kaya akan nilai-nilai keilmuan dan adab.

2. Tradisi Hafalan (Setoran)

Salah satu ciri khas pendidikan pesantren adalah adanya tradisi hafalan, baik hafalan Al-Qur’an, hadis, maupun matan (teks pendek berisi inti ilmu). Santri akan “menyetorkan” hafalannya kepada kiai atau ustaz secara rutin. Metode ini tidak hanya melatih daya ingat, tetapi juga ketekunan dan ketulusan dalam belajar.
Santri yang hafal banyak kitab atau ayat biasanya mendapatkan penghormatan khusus di kalangan teman-temannya. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi kebanggaan tersendiri di lingkungan pesantren.

3. Tradisi Lalaran dan Muhafadzah

Selain hafalan, pesantren juga memiliki tradisi lalaran atau muhafadzah, yaitu membaca ulang teks-teks penting secara bersama-sama dengan irama khas. Biasanya dilakukan setiap pagi atau malam hari sebelum tidur.
Tujuannya adalah memperkuat ingatan dan membiasakan lidah santri dengan bahasa Arab. Tradisi ini menciptakan suasana religius sekaligus kebersamaan yang tinggi di kalangan santri.

4. Tradisi Khidmah (Mengabdi kepada Kiai)

Dalam pesantren, khidmah atau pengabdian kepada kiai merupakan tradisi yang sangat dijunjung tinggi. Santri yang telah selesai menimba ilmu sering kali memilih untuk tetap tinggal di pesantren dan membantu kegiatan kiai, seperti mengajar, mengurus administrasi, atau membantu kegiatan rumah tangga kiai.
Tradisi khidmah dianggap sebagai bentuk mencari berkah ilmu dan melatih keikhlasan. Dari sinilah lahir santri-santri yang matang secara spiritual dan emosional, karena mereka tidak hanya belajar ilmu, tetapi juga adab dan tanggung jawab.

5. Tradisi Riyadhah dan Mujahadah

Pesantren juga dikenal dengan tradisi riyadhah (latihan spiritual) dan mujahadah (doa bersama atau tirakat). Kegiatan ini biasanya dilakukan dalam rangka memohon keberkahan, keselamatan, atau kesuksesan dalam ujian.
Riyadhah dan mujahadah mencerminkan bahwa pendidikan pesantren tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pada ketenangan batin dan kedekatan spiritual kepada Allah. Santri diajarkan bahwa ilmu tanpa spiritualitas tidak akan membawa manfaat.

6. Tradisi Tahlilan dan Yasinan

Kegiatan tahlilan dan yasinan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di pesantren. Biasanya diadakan setiap malam Jumat atau ketika ada santri atau warga pesantren yang meninggal dunia.
Tradisi ini mengajarkan pentingnya doa bersama, rasa solidaritas, dan penghormatan terhadap para leluhur. Selain itu, kegiatan ini juga mempererat hubungan antarsantri dan masyarakat sekitar pesantren.

7. Tradisi Panggung Gembira dan Muharram Fest

Di beberapa pesantren modern, muncul tradisi Panggung Gembira, yaitu acara hiburan tahunan yang menampilkan berbagai penampilan santri seperti drama, musik, pidato, dan puisi. Kegiatan ini menjadi wadah kreativitas santri sekaligus cara melatih percaya diri dan kemampuan komunikasi.
Selain itu, banyak pesantren juga menggelar Muharram Fest untuk memperingati Tahun Baru Islam dengan kegiatan sosial dan keagamaan. Tradisi-tradisi ini menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan dan inovasi.

8. Tradisi Pondok Saling Menjaga (Ta’awun)

Kehidupan di pesantren mengajarkan santri untuk hidup mandiri sekaligus saling membantu. Tradisi ta’awun atau gotong royong menjadi budaya kuat, baik dalam membersihkan lingkungan, memasak, hingga membantu teman yang sedang kesulitan.
Santri diajarkan bahwa hidup bersama di pesantren adalah miniatur masyarakat. Nilai-nilai kerja sama, empati, dan tanggung jawab sosial ditanamkan melalui kegiatan sederhana yang dilakukan setiap hari.

9. Tradisi Ziarah dan Haul Ulama

Tradisi ziarah ke makam para ulama atau pendiri pesantren masih sangat dijaga hingga kini. Selain sebagai bentuk penghormatan, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat spiritualitas dan mengenang perjuangan para pendahulu.
Setiap tahun, banyak pesantren mengadakan haul (peringatan wafatnya ulama) dengan kegiatan keagamaan seperti pembacaan manaqib (kisah hidup ulama), doa bersama, dan pengajian akbar. Tradisi ini mempererat hubungan antara santri, alumni, dan masyarakat.

10. Tradisi Santri Baru: Perkenalan dan Masa Ta’aruf

Setiap tahun ajaran baru, pesantren memiliki tradisi ta’aruf santri baru. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan kehidupan pesantren kepada santri yang baru datang. Biasanya diisi dengan materi pengenalan tata tertib, sejarah pesantren, serta kegiatan keagamaan.
Selain itu, ada pula momen di mana santri senior memberikan nasihat, hiburan, dan pelatihan dasar seperti tata cara ibadah dan kebersihan. Tradisi ini membuat santri baru merasa diterima dan siap menyesuaikan diri dengan kehidupan pesantren yang disiplin.

Penutup

Tradisi-tradisi unik di pesantren menunjukkan bahwa sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki kekayaan nilai yang luar biasa. Dari ngaji kitab kuning hingga ta’aruf santri baru, setiap tradisi mengandung filosofi mendalam tentang adab, kebersamaan, dan spiritualitas.
Di tengah tantangan zaman modern, pesantren tetap menjadi benteng moral dan pusat peradaban Islam yang menanamkan nilai keikhlasan, kemandirian, dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, melestarikan tradisi pesantren berarti menjaga warisan luhur bangsa yang tak ternilai harganya.

Sumber:

  • Ziemek, Manfred. Pesantren dan Pendidikan Islam di Indonesia. LP3ES, 1986.
  • Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai. LP3ES, 2011.
  • Situs Kementerian Agama RI: https://kemenag.go.id
  • Artikel Pesantren Online dan NU Online.

Related Post

Leave a Comment