6 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menyampaikan Kultum Bulan Ramadhan

santri.id – 6 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menyampaikan Kultum Bulan Ramadhan, Bulan Ramadhan adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai bulan penuh berkah, Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan selama Ramadhan adalah penyampaian kuliah tujuh menit (kultum). Kultum biasanya disampaikan setelah sholat tarawih, subuh, atau menjelang berbuka puasa. Meskipun waktunya singkat, kultum memiliki peran penting dalam memberikan pencerahan dan motivasi kepada jamaah. Namun, menyampaikan kultum yang efektif dan bermakna tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kultum bisa memberikan dampak positif bagi jamaah. Artikel ini akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan kultum bulan Ramadhan.
6 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menyampaikan Kultum Bulan Ramadhan
1. Memilih Tema yang Relevan
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menyampaikan kultum adalah memilih tema yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan jamaah. Tema yang dipilih sebaiknya berkaitan dengan ibadah, akhlak, atau masalah sosial yang sedang hangat dibicarakan. Misalnya, pada bulan Ramadhan, tema-tema seperti keutamaan puasa, pentingnya sedekah, atau cara meningkatkan kualitas ibadah sangat cocok untuk disampaikan. Pemilihan tema yang tepat akan membuat jamaah lebih tertarik dan merasa bahwa materi yang disampaikan bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, pastikan tema yang dipilih tidak terlalu berat atau rumit, agar mudah dipahami oleh jamaah dari berbagai latar belakang.
2. Menyiapkan Materi dengan Baik
Setelah memilih tema, langkah berikutnya adalah menyiapkan materi dengan baik. Meskipun kultum hanya berdurasi tujuh menit, materi yang disampaikan haruslah padat dan bermakna. Buatlah outline atau kerangka materi yang mencakup pembukaan, isi, dan penutup. Sertakan dalil-dalil dari Al-Qur’an atau hadits yang relevan dengan tema, serta contoh atau kisah inspiratif yang bisa memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Menyiapkan materi dengan baik akan membantu khatib untuk menyampaikan kultum secara sistematis dan tidak melewatkan poin-poin penting. Selain itu, persiapan yang matang juga akan membuat khatib lebih percaya diri saat berbicara di depan jamaah.
3. Menggunakan Bahasa yang Mudah Dipahami
Salah satu kunci sukses dalam menyampaikan kultum adalah menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh jamaah. Hindari penggunaan istilah-istilah yang terlalu akademis atau sulit dimengerti, terutama jika jamaah terdiri dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua. Gunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan komunikatif. Selain itu, sesuaikan gaya bahasa dengan audiens. Misalnya, jika kultum disampaikan di lingkungan remaja, gunakan bahasa yang lebih santai dan relatable. Sebaliknya, jika kultum disampaikan di lingkungan orang dewasa, gunakan bahasa yang lebih formal dan sopan. Bahasa yang mudah dipahami akan membuat jamaah lebih nyaman dan tertarik untuk mendengarkan kultum hingga selesai.

4. Menjaga Durasi Kultum
Seperti namanya, kultum seharusnya berdurasi tujuh menit atau sedikit lebih lama, namun tidak lebih dari sepuluh menit. Menjaga durasi kultum sangat penting agar jamaah tidak merasa bosan atau kelelahan. Untuk itu, khatib harus bisa mengatur waktu dengan baik. Fokuslah pada poin-poin utama dan hindari pembahasan yang bertele-tele. Jika perlu, berlatihlah terlebih dahulu di rumah untuk memastikan bahwa kultum bisa disampaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Menjaga durasi kultum juga menunjukkan respect terhadap waktu jamaah, terutama jika kultum disampaikan setelah sholat tarawih yang biasanya sudah melelahkan.
5. Menyampaikan dengan Penuh Khidmat dan Semangat
Cara penyampaian kultum juga sangat mempengaruhi respon jamaah. Sampaikan kultum dengan penuh khidmat dan semangat, namun tetap rendah hati. Gunakan intonasi suara yang bervariasi agar kultum tidak terdengar monoton. Sesekali, lakukan kontak mata dengan jamaah untuk menciptakan interaksi dan membuat mereka merasa terlibat. Selain itu, tunjukkan antusiasme dan keyakinan terhadap materi yang disampaikan. Semangat yang terpancar dari khatib akan menular kepada jamaah, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengamalkan pesan-pesan yang disampaikan.
6. Menyertakan Doa dan Penutup yang Bermakna
Setelah menyampaikan materi, tutup kultum dengan doa yang singkat namun bermakna. Doa ini bisa berkaitan dengan tema yang telah dibahas atau doa umum untuk kebaikan jamaah. Misalnya, “Ya Allah, berikanlah kami kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan ikhlas dan penuh semangat. Jadikanlah Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan ketaqwaan kami kepada-Mu. Amin.” Setelah doa, akhiri kultum dengan mengucapkan salam penutup, “Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.” Penutup yang baik akan memberikan kesan mendalam dan menandakan bahwa kultum telah selesai dengan sempurna.
Menyampaikan kultum bulan Ramadhan adalah sebuah amanah yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Dengan memperhatikan hal-hal seperti pemilihan tema, persiapan materi, penggunaan bahasa, durasi, cara penyampaian, dan penutup yang bermakna, kultum bisa menjadi sarana yang efektif untuk memberikan pencerahan dan motivasi kepada jamaah. Semoga tips-tips di atas bisa membantu para khatib, terutama pemula, dalam menyampaikan kultum yang berkualitas dan bermanfaat selama bulan Ramadhan.
Sumber:
- Al-Qur’an dan Hadits Shahih.
- Buku “Seni Berbicara di Depan Umum” oleh Dale Carnegie.
- Pengalaman pribadi dalam menyampaikan dan mengikuti kultum di berbagai masjid.